Langsung ke konten utama

MENUNGGU HUJAN KETIKA NATAL


pagi ini aku terbangun lebih cepat dari biasanya dengan tugas yang menumpuk hasil dari kebiasaan burukku menuda-nunda pekerjaan. Tetapi aku mencoba untuk mengabaikan semua itu dan memfokusan pikiranku pada segelas kopi dan suasana pagi yang menyejukan.  Aku mencoba untuk berjalan keluar rumah dan kudapati rumput-rumput yang basah karena hujan semalam. Kasihan,… mungkin mereka kedinginan.
 Aku berdiri menatap kebawah, dan kotaku terlihat jelas dari sini, kota yang terselimuti kabut seperti biasa dengan rasa dingin yang sudah tidak asing lagi di kulitku. Tetapi entah kenapa, aku menyukainya. Aku benar-benar menyukai suasana ketika matahari belum menampakan cahayanya dan burung-burung yang terus berkicau seolah-olah tak peduli pada dinginya pagi. Aku menyukai kopi yang terasa lebih hangat dari biasanya. Terlebih lagi, aku menyukai lagu natal yang diputar dipagi hari, sungguh sebuah terapi emosional yang menyejukan hati. Ya,,, Sebentar lagi natal, kota ini serasa ikut menyambutnya,dan aku benar-benar merasakan itu.
Natal di kota ruteng, sebuah kota kecil dengan sejuta kebahagiaan di bulan Desember. Kita akan melihat-lampu-lampu natal dimana-mana dengan kandang natal di setiap Gang. Gereja-gereja akan membunyikan lonceng-loncengnya dan paduan suara yang indah menggeparkan di setiap sudut-sudut gereja. Aroma kue berbagai jenis menggoda selera terlebih jika dipadukan dengan segelas kopi. Dan yang paling special adalah di kota ini hujan selalu turun ketika natal tiba, mungkin karena ingin menggantikan salju seperti di eropa sana. Dikota ini natal dan hujan tidak bisa dipisahkan,karena memang pohon-pohon natal akan selalu basah, begitupun  kandang-kandang natalnya dan juga payung-payung para umat yang akan merayakan natal di gereja menjadi rutinitas ketika natal tiba.
Tetapi ada sesuatu yang mengganggu ku setiap kalinatal itu tiba, aku ingin kembali kemasa kecil yang setiap kali mendengar lagu jingle bells aku benar-benar mengganggap kalau sinterklas itu nyata, atau setiap kali menonton serial kartun tom and jerry yang bertemakan natal, aku pasti akan berimajinasi jika sesekali mungkin ruteng bisa turun salju dan aku akan membangun benteng dan orang-orangan salju. lagu-lagu natal selalu membuatku berimajinasi sendiri dan aku bermain denganya. Setiap kue natal tanpa malu-malu aku melahapnya. Dan setiap perayaan natal aku menghadirinya tanpa terbebani pikiran orang dewasa. Mungkin Natal akan terasa lebih damai hanya ketika kita masih menjadi anak-anak.
Dan di sinilah aku, berdiri sambil menatap kotaku dari ketinggian dengan segelas kopi yang menemani. terkadang aku merasa bersukur menjadi salah satu orang dari ribuan lainya yang bisa kembali ke sini untuk merayakan natal. Paling tidak aku bias menelusuri setiap jalan dengan mengulang kembali memori-memori kebahagiaan masa kecil. Namun aku merasakan kejenuhan ketika itu hanya menjadi sebuah rutinitas dengan beban pikiran orang dewasa. Aku tak bisa menikmati perayaan seperti dulu lagi karena sebagian orang dewasa mengganggap perayaan natal hanyalah rutinitas tahunan dan kesakralanya telah dinodai oleh sikap dan perilaku. Aku tidak bisa lagi membayangkan salju akan turun ke ruteng, karena memang orang dewasa megganggap itu satu hal yang mustahil. Aku tidak bisa lagi membayangkan sinterklas, karena semua orang dewasa tahu kalau itu hanyalah sebuah rekayasa. Bahkan aku meragukan kisah yesus yang dilahirkan di kandang yang dibuat di gereja katredal, itu terlalu mewah untuk jadi sebuah kandang domba. Entalah, ketika minuman kopi sudah digantikan dengan sopi pada saat malam natal dan tahun baru, disitulah aku sadar bahwa kita memang sudah dewasa.
Matahari sudah mulai kelihatan, tetapi cuacanya tetap mendung seperti biasa. Aku masih berdiri di sini sambil mengharapkan kalau natal ini adalah natal tahun lalu. Lagu blue christmass mungkin membuatku berimajinasi kembali. Bukan berimajinasi sebagai anak-anak, tetapi mungkin berimajinasi tentang harapan menjadi orang dewasa. Berimajinasi tentang waktu yang tak pasti ketika kita kembali merayakan natal bersama walau dalam jarak yang berbeda.
Selamat menyongsong natal :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EVERYBODY’S CHANGING (keane)

Everybody ’ s Changing .... Sebuah lagu yang dilantunkan Keane mengiringi hujan di akhir pekan ini. daripada jenuh tidak ada kerjaan  ada baiknya saya mencoba mencari maksud dari lagu yang dinyanyikan oleh keane ini....   Dilihat dari musiknya saya pikir lagu ini tergolong Slow rock dengan bunyi bass yang mendominasi. Lagunya pass untuk didengar disaat-daat santai apalagi di suasana hujan seperti ini... tetapi yang paling menggugah adalah liryknya. Suatu lagu dapat hidup ketika liryknya dapat menyentuh hati pendengarnya. Begitulah kira-kira liryk lagu yang berjudul everybody’s changing ini setikit mengusik pikiran saya.   Semua orang berubah. Alam pun berubah, dan kehidupan itu adalah menyangkut perubahaan, bahkan segala sesuatu di alam semesta akan senantiasa mengalami perubaan. Begitupun kehidupan manusia, perubahaan merupakan kodrat yang harus dilaliui. Liryk lagu everybodyl ’ s changing i ni kurang lebih menceritakan tentang seseorang yang menyadari bahwa telah terjadi pe

TEKS PADUAN SUARA KRISTUS RAJA PERKASA

 

TEKS KOOR KARENA AKU KAU CINTA