Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

TERIMA KASIH “2017”

Hujan sepertinya tidak akan pernah peduli dengan suasana pergantian tahun. Momen spesial inilah yang membuat orang-orang pada sibuk mempersiapkan segala perayaan yang berhubungan dengan pergantian tahun. Namun suasana ini tidak berlaku bagi hujan. Momen pergantian tahun bukan lagi menjadi hal baru baginya. Ini hanyalah sebuah rutinitas tahunan yang diulang-ulang. Mungkin itulah sebabnya mengapa hujan tetap turun seperti pada hari-hari biasa. Ah hujan, mengapa kamu menjadi begitu statis ? terkadang aku ingin menjadi sepertimu yang menganggap segala hal itu biasa-biasa saja. Aku ingin menjadi orang yang tetap biasa ketika sedang dilanda duka ataupun suka. Tetap merasa biasa ketika takdir berpihak pada kehidupan, ataupun ketika dengan ganas takdir itu  mengancurkan tembok-tembok harapan. Segelas kopi hitam yang tadinya penuh kini hanya tertinggal ampasnya. Begitupun sama halnya dengan riwayat tahun 2017 yang setahun lalu disambut dengan petasan dan gegap gempita perayaan, kini akan

CERITA NATAL DARI KOTA RUTENG

Natal selalu membawa kebahagiaan tersendiri bagi umat kristiani. Mengenang kedatangan sang juru selamat sudah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Begitupun ketika kita berkunjung ke sebuah kota kecil di daratan Flores provinsi Nusa Tenggara Timur, kota dengan mayoritas penduduknya beragama kristen katolik dengan gereja-gereja besar yang siap membunyikan lonceng-loncengnya ketika lagu gloria dinyanyikan saat malam natal. Kota Ruteng, sebuah kota yang menjadi alasan ribuan perantau merasa ingin pulang setiap bulan Desember memberikan suasanayang berbeda dari bulan-bulan biasanya. semangat menyambut kedatangan Yesus ditampilkan dalam dekorasi dan perayaan-perayaan yang semarak. berikut beberapa alasan yang membuat perantau selalu ingin pulang ke Ruteng saat natal tiba. 1. Ruteng selalu hujan saat Natal Di Eropa, natal selalu identik dengan salju sehingga tak heran dekorasi natalpun selalu menggambarkan hal-hal yang berhubungan dengan musim dingin. tak bedanya d

MENUNGGU HUJAN KETIKA NATAL

pagi ini aku terbangun lebih cepat dari biasanya dengan tugas yang menumpuk hasil dari kebiasaan burukku menuda-nunda pekerjaan. Tetapi aku mencoba untuk mengabaikan semua itu dan memfokusan pikiranku pada segelas kopi dan suasana pagi yang menyejukan.  Aku mencoba untuk berjalan keluar rumah dan kudapati rumput-rumput yang basah karena hujan semalam. Kasihan,… mungkin mereka kedinginan.  Aku berdiri menatap kebawah, dan kotaku terlihat jelas dari sini, kota yang terselimuti kabut seperti biasa dengan rasa dingin yang sudah tidak asing lagi di kulitku. Tetapi entah kenapa, aku menyukainya. Aku benar-benar menyukai suasana ketika matahari belum menampakan cahayanya dan burung-burung yang terus berkicau seolah-olah tak peduli pada dinginya pagi. Aku menyukai kopi yang terasa lebih hangat dari biasanya. Terlebih lagi, aku menyukai lagu natal yang diputar dipagi hari, sungguh sebuah terapi emosional yang menyejukan hati. Ya,,, Sebentar lagi natal, kota ini serasa ikut menyambutnya,d

SELAMAT PAGI

Terasa dingin suasana pagi ini, aku tersadarkan dari tidurku yang lelap. Terdengar dari jauh bunyi burung-burung berkicau seolah-oleh menandakan kalau semestinya kita juga harus ikut berkicau bersamanya. Lonceng gereja katredal memecah kesunyian memberikan tanda bahwa sudah saatnya untuk bangun dan berdoa mengucap syukur. Yap!, suasana pagi di ruteng memang menjadi momen yang tak terlupakan terlebih ketika kita dibatasi oleh jarak dan waktu untuk menikmatinya. Segelas kopi dan sepiring daeng ikut mengawali hari, memberikan semagat untuk setiap aktivitas yang akan dijalani. Ruteng! kota seribu kenangan dengan rasa penantian pada matahari yang terkadang malu-malu menunjukan diri. Mendung dan gelap sudah menjadi tanda kalau sebentar lagi kita akan memasuki masa natal. Jalanan yang basah bekas hujan semalam, seakan tak mempercayai embun untuk menyirami bumi. Memori masa kecil kmbali terlintas pada bayangan bocah-bocah kecil memegang ketapel dan berjaga-jaga dibawah pohon akasia , me